Monday, March 26, 2018

"Realpolitik; Serius Gak Serius"

Serius gak serius. Yah santai saja. Sebab kita semua merayakannya. Setiap orang merayakan kepentingannya.

Realpolitik tidak ditemukan di buku-buku politik, di bangku-bangku kuliah, apalagi di perpustakaan. Realpolitik adalah politik yang sebenar-benarnya politik. Saking benarnya sehingga tak pernah menguap di permukaan kecuali di sudut-sudut warung kopi.

Jadi mengapa kita mesti begitu serius dengan perubahan-perubahan politik yang terjadi!? Toh 'dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat' tak pernah terjadi, sebab di warung kopi maknanya berubah menjadi 'dari rakyat oleh rakyat untuk juragan'. Kita kan memaklumi jika setiap kelompok memperjuangkan kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok akan berjuang dan membela juragannya.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Realpolitik sekarang ini tidak butuh orang yang pintar-pintar amat untuk meraih kursi politik. Dalam kata lain, setiap orang berpotensi meraih kursi politik, siapa pun dia. Sudah tidak ada bedanya antara orang pintar dan orang yang tidak berpengetahuan dalam meraih kursi politik. Dan itu semua dilakukan atas nama demokrasi. Kita tak perlu sibuk dengan hasilnya yang penting prosesnya berjalan. 'Yo wes sakkarepmu', 'ero'-ero'nu, mau-maunu, terserah, bodoh amat.

Jadi tak perlu terlalu serius sebab semua orang sedang mengurus kepentingannya sendiri. Negara sibuk dengan sistemnya sendiri, petani sibuk dengan problemnya sendiri, dan orang-orang di warung kopi juga sibuk berdiskusi dengan dirinya sendiri. Dan inilah salah satu bagian dari realpolitik yakni bertemu secara langsung dalam mengatasi masalah, bukan perwakilan. Orang-orang berdiskusi menyelesaikan masalahnya sendiri di warung kopi, petani bertemu sesama petani, dan negara bertemu dengan jajaran para aparatur negara dalam menyelesaikan persoalannya.

Ketidakseriusan menjadi satu-satunya hal yang paling serius. Dan keseriusan  menjadi hal yang tidak serius. Sebab perubahan ke depan sudah tidak dapat diprediksi seperti apa bentuknya.

Realpolitik adalah petanda bahwa politik sudah mati sebab politik sudah berubah menjadi konspirasi.  Dan konspirasi adalah cara memainkan apa saja dalam meraih kemenangan. Dalam politik masih ada peluang berbicara tentang etika politik namun dalam konspirasi hanya berbicara tentang kemenangan sebab etika politik menjadi penghalang utama dalam melakukan konspirasi.

Tulisan ini terinspirasi dari juragan saya Mas Daniel dan Mas Anom sewaktu berdiskusi di CafeBook Baraya. Bogor.

Comments
0 Comments

0 comments: