Monday, April 15, 2019

Takwil Sufistik Surah Annaml

(قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ)
[Surat An-Naml 34]

- Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

Takwil Sufistiknya;

"Sesungguhnya 'Ilahi' apabila memasuki suatu 'hati', niscaya Ilahi akan memfanakannya, dan menjadikan seseorang yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat".

Sebab itu jika seseorang telah mengaku hatinya telah bertemu dengan Tuhan, seharusnya ia merasakan kehinaan dan kerendahan dihadapan Ilahi. tak lantas membuat hatinya menjadi mulia.

Jadi jika hati seseorang merasa mulia karena merasa dirinya telah menjadi seorang sufi atau telah memahami terma-terma sufistik, sebenarnya pada saat itu bukan Ilahi yang bertajalli pada hatinya, namun yang bertajalli adalah keangkuhan, kesombongan, ujub, dan riya dimana sifat-sifat tersebut adalah manifestasi dari sifat-sifat setan.

Kata Maulana Rumi:

Ketahuilah,
setan manusia banyak solatnya,
jadi jangan pergi asal baiat saja.
Karena si pemburu, taklid pada burung,
agar perangkap itu dapat memperangkap burung.
Agar suara burung terperangkap ini,
terdengar oleh kawannya,
hingga burung lain ke bawah,
dan juga terperangkap dengan sengatan.

Orang yang tak punya suara,
mencuri suara para Darwish,
agar mampu menipu kaum awam,
Kerja para Darwish adalah membahagiakan,
sedangkan para penipu hanya memberi sengatan

Thursday, April 11, 2019

Alam Imajinasi

Sebenarnya banyak pendekatan dalam menjelaskan alam imajinasi. Beragam teori pun sudah sering kita baca. Maulana sendiri memberikan teori yang sederhana. Ia membagi alam imajinasi menjadi dua bagian; alam imajinasi yang diperlawankan dengan alam nyata, seperti pemahaman sebagian besar manusia, dan alam imajinasi yang dipahami oleh kaum sufi, bahwa alam nyata yang kita saksikan saat ini adalah manifestasi dari alam sana.

Imajinasi sang sufi adalah pancaran keindahan-keindahan yang ada di alam Lāhūt. Dalam syair Rumi, alam lāhūt disimbolkan dengan 'kebun Ilahi'.

Ketika sang sufi terhubung dengan alam lāhūt, alam nyata yang kita saksikan ini, nampak di dalam dirinya dalam bentuk imajinasi. Imajinasi tersebut adalah representasi dari alam-alam ruhaniah.

Jadi istilah imajinasi bagi kaum sufi, sangat berbeda dengan istilah imajinasi yang pada umumnya tergambar dipikiran kita. Saat kita mendengar kata imajinasi akan tergambar dipikiran kita sebagai realitas yang tak nyata.

Kata Maulana Rumi;

"Perang dan damai berakar dari Imajinasi,
Demikian pula,
Keagungan dan kekerdilan berakar dari imajinasi, Imajinasi-imajinasi yang menawan para Wali
adalah bentuk dari pantulan keindahan kebun Ilahi".

Imajinasi secara umum adalah gambaran yang ada di benak (alam mental) kita. Bagi sebagian orang, imajinasi berasal dari khayalan, fantasi, dan bentuk-bentuk yang kita buat sendiri.

Namun bagi sufi, imajinasi yang hadir di dalam jiwa berasal dari alam lain, yaitu alam lāhūt dan mitsāl. Di alam sana (lāhūt dan mitsāl) adalah asal dan sumber bentuk-bentuk yang ada di sini. Bentuk-bentuk di alam sana lebih sempurna dari bentuk-bentuk yang ada di sini.

Bentuk-bentuk yang ada di alam sana hadir di benak seorang sufi melalui 'ilham'. Kata Rumi, setiap sufi tertawan oleh imajinasi yang hadir di dalam dirinya karena apa yang hadir di dalam dirinya melalui ilham, tak lain adalah pencapaian dan perolehan dari sufi itu sendiri dalam perjalanan ruhaniahnya.