Saturday, March 18, 2017

"Waktu Internal dan Waktu Eksternal"

1. Kita punya dua waktu: waktu yang terjadi dalam diri kita dan waktu yang terjadi di luar diri kita.

2. Ada waktu internal yaitu waktu yang terjadi di dalam diri kita dan ada waktu eksternal yaitu waktu yang terjadi di luar diri kita.

3. Tragedi yang menyakitkan di era kekinian ini karena waktu eksternal telah mendominasi waktu internal kita. Waktu eksternal berhasil merampas kehidupan kita.

4. Penciptaan 'jam', terkhusus jam digital, sedikit banyaknya berhasil menghilangkan rasa dan cita rasa kita terhadap waktu. Bisa dikatakan, huhungan kita dengan waktu eksternal sedang mengalami krisis.

5. Waktu eksternal atau waktu kolektif adalah waktu dimana seluruh detik-detiknya adalah bilangan yang telah ditakar. Artinya waktu itu independen dan terpisah dari kondisi yang terjadi di dalam diri kita.

6. Artinya waktu eksternal mengalir secara serempak dan tak pernah berhenti. Berlaku untuk siapa pun. Sebab itu waktu eksternal adalah waktu pertemuan-pertemuan.

7. Diri kita dipaksa ditempatkan di realitas waktu eksternal yakni waktu yang telah terjadwal dengan sangat rapi.

8. Misalnya saat kita mengatakan "ketemuan yuk", atau "kita akan bertemu pada jam sekian dan dengan durasi waktu sekian". Menunjukkan bahwa waktu eksternal adalah waktu untuk bertemu.

9. Tapi waktu internal tidak berlaku secara serempak. Detik demi detiknya tak sama. Satu sedetik internal terkadang berlangsung selama berjam-jam tanpa kita sadari

10. Bisa juga sebaliknya, berjam-jam telah terlewati namun terasa oleh jiwa hanya sesaat saja terjadi di dalam diri kita.

11. Artinya waktu internal kita sangat bergantung kepada kondisi dan cita rasa yang sedang kita alami. Sifatnya sangat personal.

12. Saat kita sedih dan merintih, waktunya terasa berbeda saat kita gembira, riang, dan tertawa. Jadi waktu saya dan anda tentu berbeda.

13. Boleh jadi kita duduk berdampingan, di waktu dan tempat yang sama, namun saya merasa waktu begitu cepat dan anda justru merasakan sebaliknya.

14. Bahkan yang lebih penting dari itu semua, kita bisa merasakan di dalam diri, suatu pengalaman tanpa waktu. Pengalaman melampaui waktu.

15. Tragisnya, waktu internal seolah sirna oleh waktu eksternal. Istirahat yakni saat bunyi lonceng telah berbunyi. Akhirnya lama-lama istirahat justru berubah menjadi sebuah kecemasan.

16. Namun mengapa kita perlu membangun relasi dengan waktu internal kita? Karena hubungan manusia terjadi sangat dalam di dalam diri.

17. Kreasi, seni, pemikiran, dan relasi manusia yang begitu dalam, semuanya terjadi di hati, sebuah ruang tanpa waktu.

18. Saat kita berkonsentrasi dalam berkreasi sesuatu, seperti seni, waktu seolah terhenti, maksudnya waktu berlalu berjam-jam dan sudah tak terasa lagi oleh diri kita.

M. N. Jabir