Showing posts with label Sadra dan Wacana Filsafat. Show all posts
Showing posts with label Sadra dan Wacana Filsafat. Show all posts

Sunday, August 9, 2015

Sadra dan Filsafat

Keberhasilan Sadra dikarenakan kemampuan dia menggunakan karya ribuan tahun pemikiran sebelumnya. Maksudnya Sadra telah mampu merubah suatu pemikiran dari teori menjadi sebuah wacana.

Kata Sadra, maksud dari teks filsafat itu bukan berarti bahwa kita cukup memahami teori sebelumnya, kemudian mengajarkan kembali teks tersebut kepada orang lain.

Maksud dari teks filsafat itu bahwa dari teori-teori filsafat sebelumnya mesti diawali dengan suatu wacana yang baru. Teori-teori filsafat sebelumnya mesti direnungi dengan pemikiran yang baru.

Jika filsafat hanya dibaca dan dilalui dengan sederhana, sebenarnya kita hanya menghafal saja. Namun kita tak pernah memaparkan suatu pertanyaan yang baru dan bermutu, kecuali kita memang benar-benar tak memiliki pertanyaan.

Namun seorang filsuf yang tak memiliki pertanyaan, apakah bisa disebut sebagai seorang filsuf ?! Filsuf yang tak memiliki pertanyaan, konsep-konsep tersebut hanya dibaca saja dan dipelajari, tak lebih dari hal itu.

Siapa saja yang mengaku berfilsafat tanpa ada pertanyaan fundamental dari dalam dirinya, mungkin dia sedang bergurau atau tak sadar diri. Dan pertanyaan yang saya maksud disini bukan pertanyaan sederhana, namun pertanyaan yang fundamental.