Sunday, September 1, 2019

"کُلٌّ اِلَینا راجِعُونَ"


[Al-'Anbyā':93 ". . . Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali."]

Sebagian orang menyangka, kebangkitan di akhirat kelak hanya milik manusia, tapi sebenarnya tidak seperti itu. Segala sesuatu yang memiliki jiwa (baca nafs) punya kebangkitan terkhusus bagi dirinya.

Kaidahnya, "segala sesuatu akan kembali kepada asalnya." Kaidah ini adalah kaidah realitas eksistensi.

Tumbuhan dan hewan pun punya kebangkitan di akhirat kelak. "dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan." (81:5).

Dalam satu pandangan bisa dikatakan seperti ini; tubuh jisim kembali kepada energi, dari energi kembali ke jiwa (baca nafs), lalu dari jiwa kembali ke ruh, dan dari ruh kembali ke hakikat tunggal, sumber segala keberadaan; "Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan." (42:53).

Sudah menjadi kemestian memperhatikan serta menjaga hak-hak kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan seluruh kehidupan alam semesta. Jangan sampai lalai. Mereka semua tak terpisahkan dengan kehidupan kita.

Seluruh alam semesta merupakan satu rangkaian yang tunggal nan utuh. Satu sama lain saling terkait. Masa depan pertumbuhan dan perkembangan segala keberadaan berada di dalam saling keterhubungan antara yang satu dengan yang lain.

Perkembangan adalah satu proses kebersamaan. Seluruh keberadaan punya andil dalam perkembangan tersebut. Dan untuk kembali kepada ketunggalan, tiap-tiap entitas mengalami proses menjadi, dari satu tahap ke tahap yang lain; "sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)" (84:19)

Tapi satu hal yang mesti dipahami, dalam ranah sufistik, manusia mesti menjinakkan binatang yang bersembunyi di dalam diri agar seluruh sifat-sifatnya berubah menjadi sifat kelembutan. Apalagi jika kita memahami, seluruh sifat-sifat di dalam diri pada hari kemudian akan nampak dalam bentuk wujud.

Kata Maulana Rumi:

Dulu aku mineral, lalu mati kemudian menjadi tumbuhan,
Dari tumbuhan aku mati, lalu menjadi hewan,
Dari hewan aku mati lagi lalu menjadi manusia.
Lalu mengapa mesti takut mati, karena kematian tak membuat kita kekurangan apapun?
Lalu aku tergoncang kemudian aku mati dari manusia, sehingga aku membawa bulu dan sayap Malaikat.
Lalu aku melampaui malaikat, hingga aku tak lagi bisa digambarkan.