Saturday, March 23, 2013

Ibn Sina dan Muridnya Bahmanyar


Bahmaniyar adalah salah satu murid terdekat Ibn Sina. Sejak kecil hingga dewasa senantiasa dalam arahan Ibn Sina. Bahmaniyar sangat memuji gurunya yang hampir menguasai seluruh bidang pengetahuan khususnya filsafat. Bahmaniyar pun sangat terkesan dengan ajaran-ajaran filsafatnya. Singkatnya, pernah suatu ketika Bahmaniyar berkata pada gurunya; ‘Guru... Aku lihat posisimu sederajat dengan  Rasulullah saw. Engkau menguasai berbagai bidang pengetahuan apalagi engkau piawai dalam filsafat. Lihat saja, tak ada filsafat dalam Qur’an dan juga hadits-hadits Rasulullah saw’. Mendengar perkataan muridnya, Ibn Sina hanya tersenyum dan tidak menanggapi perkataannya. Ibn sina menunggu momen yang tepat untuk menanggapinya. Disaat-saat akhir kehidupannya, Ibn Sina sering sakit-sakitan dan kemudian memutuskan untuk kembali ke Hamadan. Hamadan adalah salah satu kota di Iran yang cukup dingin dikarenakan kota tersebut dikellilingi dengan pegunungan, apalagi disaat salju tiba. Suatu malam, Ibn Sina terserang sakit dan membuat dirinya sulit bergerak apalagi untuk keluar rumah, karena pada malam itu cuaca sangat dingin dikarekan salju lebat sedang turun. Kebetulan, dirumah tak ada air untuk diminum. Ibn Sina kemudian meminta tolong pada muridnya Bahmaniyar untuk mencari air minum. Jarak ke tempat penampungan air minum dari rumah Ibn Sina lumayan jauh. Mendengar perintah gurunya, Bahmaniyar berpikir keras untuk memenuhi perintah gurunya. Untuk menepis perintah gurunya, Bahmaniyar berkelit dengan alasan kesehatan yang akan membahayakan dirinya jika keluar rumah dengan cuaca yang sangat dingin. Tak lama kemudian azan subuh pun terdengar. Setelah kalimat asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Ibn Sina mengambil momen ini untuk menanggapi perkataan muridnya tentang kesamaan derajat dirinya dengan Rasulullah saw. Ibn Sina berkata pada muridnya; “coba anda pikirkan dengan baik muazzin itu, dia keluar dari rumahnya menuju Mesjid dan naik kemenara Mesjid untuk melantunkan azan subuh. Muazzin itu tak pernah melihat wajah Rasulullah, tak pernah mendengar suara Rasulullah, dan tak pernah mendapatkan ajaran filsafat seperti yang engkau katakan, dan ketahuilah, Rasulullah saw hidup seribu tahun silam,  tapi muazzin itu bersedia menembus dingin dan salju yang menurut dirimu akan membahayakan dirinya. Sedangkan aku hanya menyuruhmu meminta segelas air minum dan engkau pun tak sanggup. Sungguh, Rasulullah saw adalah manusia suci yang tak ada bandingannya dengan siapapun dan Jangan pernah engkau bandingkan derajat Rasulullah saw dengan siapapun.
Comments
0 Comments

0 comments: