Wednesday, March 14, 2018

Secangkir Teh dan Sepotong Keputat

"Dari Perjalanan Mengetahui Menuju Perjalanan Menemukan"

Terima kasih buat Bunda Rani memberikan kesempatan kepada saya mendengarkan perjalanan ruhaniah Mas Muhammad Zaim. Salah satu rezeki luar biasa yang Tuhan berikan kepada seseorang adalah rezeki dalam mengarungi perjalanan batin di dalam diri kita sendiri.

Suatu perjalanan yang biasanya diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah kita ketahui. Sebab ada banyak hal yang kita tahu namun belum merasakannya apalagi menemukannya. Dan ternyata pengetahuan-pengetahuan itu belum mampu menyadarkan kita sebab belum menemukannya.

Pertanyaan tentang Tuhan yang MahaRahman dan MahaRahim atau Rahmat bagi seluruh alam semesta. Pertanyaan tentang kegelisahan yang tak pernah usai karena pengetahuan tentang Islam dan Keberislaman masih memberikan kegelisahan.

Memang tak semua orang merasa beruntung karena memiliki pertanyaan. Terkadang kita lari dari pertanyaan sebab pertanyaan boleh jadi akan menyita waktu kita berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun untuk menemukan jawabannya.

Perjalanan Mas Muhammad Zaim adalah perjalanan yang mengharuskannya meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana hidup selayaknya orang-orang hidup. Memiliki keluarga, punya pekerjaan dan rumah, punya penghasilan yang memadai, dan apa saja yang mengenakkan agar orang-orang menyebut kita memiliki kehidupan yang layak.

Tentu tak mengherankan jika ada yang menyebut perjalanan seperti ini sebagai perjalanan kegilaan sebab kita tidak sedang menjalani hidup sebagaimana kehidupan kebanyakan orang.

Apalagi perjalanan Mas Zaim bukan perjalanan biasa sebab mesti melampaui sekat-sekat agama dan kepercayaan. Mesti melampaui makna-makna yang diketahui demi mendapatkan proses menemukan.

Kata Maulana Rumi:

"Umumnya kekasih itu dicari lalu ditemukan,
Namun Kekasih ini, ditemukan dulu lalu dicari".

Maksudnya kita sudah tahu bahwa Tuhan ada di dalam diri kita, namun apakah kita sudah menemukanNya?

Menemukan pengalaman tentang keheningan yang benar-benar hening. Pengalaman tentang diri yang tak sejati dan kesejatian diri. Pengalaman tentang kepasrahan. Pengalaman tentang ketakjuban bertemu dengan orang-orang yang sama sekali belum pernah dijumpai namun sangat terkait dengan 'proses menemukan'. Menemukan pengalaman tentang penyatuan dengan semesta. Dan pengalaman tentang rahasia diri dan jiwa.

Dan sebagian besar pengalaman-penglaman itu direkam dengan sangat apik oleh Mas Muhammad Zaim dalam karyanya "Secangkir Teh dan Sepotong Ketupat".

Saya larut dalam pemaparan Mas Zaim tadi sore, seolah saya turut serta dalam perjalanan itu. Saking larutnya sehingga membawa jiwaku teringat salah satu petikan syair dari Maulana Rumi;

Larilah dari hal-hal yang membuatmu nyaman.
Lupakan hal-hal yang membuatmu aman,
Hiduplah saat kamu takut untuk hidup.
Rusaklah reputasimu.
Jadilah terkenal karena keburukanmu.
Aku sudah lama mencoba bersikap bijaksana.
Mulai saat ini aku akan gila.

~ Muhammad Nur Jabir ~

Comments
0 Comments

0 comments: