Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui
[Q.S al-Baqarah (2):137]
Ada beberapa bentuk “mendengar” yang dijelaskan dalam Quran. Salah satu
yang kita ketahui adalah mendengar melalui telinga. Umumnya kita hanya
tahu jenis ini, mendengar dengan telinga.
Jenis lainnya adalah mendengar dengan hati. Hati mampu menyerap getaran-
Getaran. Hati mendengar melalui getaran-getaran itu. Namun ketika hati sedang
lalai, hati tak mampu mendengar, meskipun telinganya mendengar. Hati tuli tapi
telinga mendengar.
Satu lagi bentuk mendengar adalah mendengar secara transenden. Pendengaran
transenden tak butuh media. Mendengar tanpa telinga dan hati. Tuhan mendengar
Tanpa butuh telinga dan hati. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Seorang pesuluk (pejalan) selalu berusaha menguatkan pendengarannya, tahap
demi tahap hingga bisa mencapai ke singgasana Lathif (Yang Maha Lembut).
ketika sampa disitu, hatinya mulai mendengar.
Tapi sebelum itu, dia mesti mendiamkan pikiran dan imajinasinya. Karena selama
seseorang tak mampu mendengar diam, dia tak kan terhubung dengan suara-suara
malakutī, tak kan tersambung dengan hakikat, dan keimanan tak kan menggelora
di dalam hatinya.