Sokrates dalam risalah Phaedo mengatakan, "berfilsafat yakni melatih diri untuk kematian". Memang sulit memahami relasi antara filsafat dan kematian. Namun kira-kira seperti apa makna yang diinginkan oleh Sokrates?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa belajar dari peristiwa kematian. Kematian adalah terpisahnya ruh dari badan.
Sokrates ingin menggambarkan 'aktifitas berfilsafat' melalui suatu ilustrasi yang sangat indah tentang kematin.
Ketika kita sedang melakukan aktifitas berfilsafat, pahamilah bahwa ruh kita sedang bertamasya melampaui ruang dan waktu, meskipun badan kita sedang berada di ruang dan waktu sekarang ini. Namun ruh tidak ingin terjebak dengan 'disini' dan 'kini'.
Ketika seseorang bertanya, "keadilan itu apa?", maksud dari pertanyaan ini, "dimana pun dan kapan pun, keadilan senantiasa adil sebagaimana dirinya". Jadi bukan seperti ini maksudnya, "kemarin atau hari ini, siapa yang telah berbuat zalim kepadaku?".
Ketika seorang bertanya, "apa itu keindahan?", orang itu tidak sedang bertanya, "siapa yang paling indah di ruangan ini?". Tapi sedang menanyakan esensi keindahan sebagaimana keindahan.
Oleh sebab itu, melatih kematian adalah mencoba menelusuri makna yang tidak terjebak pada 'kini' dan 'disini' dan inilah aktifitas sejati berfilsafat. Mencoba agar ruh tidak terjabak pada badan. Melampaui segala realitas dan tenggelam dalam keuniversalan.