Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.
[Q.S 3:97]
Perjalanan menuju Haji adalah suatu perumpamaan perjalanan
menuju akhirat. Perjalanan akhirat adalah suatu perjalanan menuju
hari kebangkitan.
Orang-orang yang sedang berangkat menuju Baitullah, tentu
menyadari bahwa ia sedang berjalan menuju akhiratnya.
Perumpamaannya seperti orang yang sedang mendekati
sakaratul maut, ia akan memanggil orang-orang yang dicintainya
dan mengucapkan salam perpisahan padanya.
Sebelum berangkat Haji, ia melakukan hal yang sama, berpamitan
dengan keluarga, meninggalkan pekerjaan dan harta benda, serta
pangkat dan jabatan. Ia hanya berbekal kain putih yang melilit
tubuhnya.
Inti dari Haji adalah mengajarkan kita tentang bagaimana cara
berlari menuju Tuhan [Q.S 51:50]. Selama ini, saat kita punya
persoalan, kita berlari menuju manusia. Haji mengajarkan kita,
hendaknya satu-satunya tempat kita berlari hanya menuju Ilahi.
Disadari atau tidak, hanya bersama Tuhan tempat yang kekal
dan abadi.
Dikisahkan, seorang Sufi selalu gemetaran dengan wajah pucat
saat mengucapkan Labbaik, Labbaikallahumma Labbaik. Muridnya
bertanya, ada apa gerangan?
Sang Sufi menjawab, “Labbaik seseorang ditolak Tuhan jika hartanya
bercampur dengan sesuatu yang tidak benar!”
MUH NUR JABIR