Tuesday, March 12, 2013

Plato


Dalam filsafat Plato ada tiga dasar pemikiran penting yang menjadi ciri khas pemikirannya. Ketiga dasar pemikiran ini selanjutnya dikritik oleh muridnya Aristoteles. Ketiga pemikiran tersebut sebagai berikut:
Teori Idea-Idea
Menurut Plato, segala apa yang ada di alam indrawi ini, baik itu substansi maupun aksiden, hakekatnya terdapat di alam lain. Manusia yang ada di alam ini ibaratnya seperti bayangan-bayangan dari hakekat-hakekat yang ada di alam sana. Misalnya seluruh manusia yang hidup di alam indrawi ini berasal dari satu hakekat dan berasal dari asal yang sama yaitu berasal dari alam sana. Manusia hakiki dan hakekat manusia adalah manusia di alam sana. Begitu juga dengan entitas-entitas lainnya.
Plato menyebut hakekat-hakekat di alam sana dengan idea. Sebagian filsuf muslim menerjemahkan idea ini ke dalam filsafat Islam dengan mitsal. Keseluruhan hakekat-hakekat tersebut di alam sana disebut dengan mutsul (jamak dari kata mitsal) oleh filsuf muslim. Ibn Sina sebagai pengikut aliran paripatetik menolak keras teori ini sedangkan Suhrawardi sebagai pengikut aliran iluminasi sangat fanatik teori idea ini. Mirdamad dan Mulla Sadra adalah dua filsuf yang sangat mendukung teori ini. Namun terminologi yang mereka gunakan berbeda dengan Plato, bahkan Suhrawardi pun menggunakan terminologi yang berbeda dengan Plato. Salah satu filsuf lainnya yang sangat mendukung teori ini adalah Mir Fendereski yang merupakan salah satu filsuf pada priode dinasti Safawiyah. Berkenaan dengan teori ini Mir Fendereski menulis syair :
Bentuk di alam bawah ini jika dengan tangga makrifat
Naiklah ke atas, hakekat dirinya satu saja
Perkataan ini tak kan dipahami secara lahiriyah
Meskipun anda al-Farabi atau Ibn Sina
Ruh Manusia
Plato meyakini bahwa ruh manusia sebelum menyatu dengan badan telah diciptakan dan berada di alam ide. Kemudian setelah badannya tercipta, ruhnya menyatu dengan badannya. Mulla Sadra menerima gagasan Plato mengenai keberadaan segala sesuatu sebelum turun ke alam realitas eksistensi. Namun pendekatan serta terminologi yang digunakan Sadra berbeda dengan Plato. Karena ada parameter lain yang digunakan dalam hal ini yaitu terminologi ruh, nafs, dan badan jismani.
Teori Pengingatan Kembali
Teori ini bisa dianggap sebagai konsekwensi atau turunan dari kedua teori Plato sebelumnya. Teori ini oleh Plato disebut dengan ‘pengingatan kembali’. Maksudnya sebelum manusia menyatu dengan badannya di dunia, ruhnya telah diciptakan dan telah ada di alam ide. Ketika manusia berada di alam ide, manusia telah menyaksikan segala sesuatu yang ada di alam sana. Karena di alam ide tak ada tabir antara satu entitas dengan entitas lainnya. oleh karenanya apa yang diketahui di alam dunia ini adalah pengingatan kembali atas apa yang diketahui sebelumnya di alam ide. Namun ketika ruh menyatu dengan badan, badannya menjadi hijab atau tabir sehingga ruhnya tak lagi terkoneksi dengan cahaya di alam ide. Akibatnya manusia lupa atas apa yang diketahui sebelumnya. Saking lupanya, ketika manusia mendapatkan pengetahuan seolah baru pertama kali ia mendapatkan pengetahuan tersebut. Untuk keluar dari persoalan ini, manusia mesti berusaha menghilangkan tabir atau hijab tersebut dengan dialektika pemikiran metode rasional atau dalam pandangan Suhrawardi berusaha meraih cinta kepada kebaikan mutlak melalui tazkiyah dan penyucian diri.     


    
Comments
1 Comments

1 comments:

alam..
Yang Sy bingung..mengapa plato bisa sampai pd keyakinan terhadap alam idea..
Sebenarnya apa yang menjadi "pemicunya" hingga struktur pengetahuan belia seperti itu?
Mohon Penjelasannya Ustadz..