Jika kita ingin memahami tata cara pelaksaan ibadah haji, sudah semestinya membaca fiqih haji. Demikian halnya, jika ingin tahu makna haji, mesti memahami Islam. Dan dari memahami hakikat Islam, kita akan paham seperti apa hakikat manusia.
Ibadah haji jika dilihat secara global adalah suatu perjalanan eksistensial manusia menuju Tuhan bersama makhluk. Bisa dikatakan, haji adalah keseluruhan Islam. Segala yang Tuhan inginkan kepada manusia telah dirangkum dalam ibadah haji. Islam dan keislaman akan menemukan maknanya bersama hijrah dan gerak.
Haji, hijrah, dan gerak selalu bersama dan berkelindan disebabkan memiliki tujuan yang sama. Ketika Islam ingin dijelaskan dengan kalimat, jadilah Quran. Ketika Islam ingin mewujudkan dirinya dalam bentuk manusia, hadirlah sosok manusia suci, khalifah. Dan ketika Islam ingin menunjukkan dirinya dalam bentuk gerak, lihatlah haji.
Haji adalah tempat untuk tafakkur dan suatu amal untuk memahami. Jika ingin memahami agama Islam, sebelum itu mesti memahami agama Ibrahim melalui amal Ibrahimiyah. Islam adalah agama yang dimulai dengan Ibrahim, kemudian dilanjutkan dengan Musa dan Isa serta berakhir pada risalah Muhammad.
Ibrahim selalu menanti seseorang yang mampu memahaminya dan mengetahui makna rahasia-rahasia dirinya. Ibrahim adalah bapak pergerakan yang ingin menolong kemanusiaan. Ketika Ibrahim menghancurkan berhala, bermakna Ibrahim merobohkan kelas sosial dan meretas diskriminasi ras, suku, dan millah.
Kisah Ibrahim adalah kisah seorang manusia yang dalam kesendiriannya bangkit melawan sejarah. Satu sosok manusia yang tak memiliki senjata kecuali pemikiran dan tak memiliki kekuatan kecuali cinta.
Ibrahim adalah manifestasi dari gerak perubahan pemikiran manusia, dari batu berhala menjadi Ilahiah. Ibrahim adalah pembawa gerakan hijrah terbesar sepanjang sejarah. Ia adalah manifestasi dari ruh pencari hakikat dan ruh perlawan manusia atas pergeseran mazhab, gerak sejarah, dan realitas sosial. Walau sedikit pun Ibrahim tak pernah lalai.
Risalah haji masih senantiasa berlangsung hingga kini dan hari esok, agar orang-orang yang naik haji menyaksikan risalah Ibrahimiyah. Bukan sekedar berhaji, lalu kembali ke rumah, tapi kembali kepada rutinitas semula.
Haji adalah titik permulaan. Awal perjalan dari Adam, Habil, dan Ibrahim agar sejarah selalu menyertai orang-orang yang menetapkan dirinya di jalan Ibrahimiyah melalui risalah Rasulullah saw.